Menteri Rini Gadaikan 3 BUMN ke China : Mandiri,BNI dan BRI, Politikus PDIP Ngamuk

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menggadaikan tiga BUMN kepada Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) membuat geram banyak pihak. Salah satunya politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu.
Masinton mengaku geram sebab langkah yang dilakukan Rini Soemarno terburu-buru dan sama sekali tidak meminta perimbangan DPR RI.
"Itu kan belum konsultasi ke DPR. Emangnya BUMN itu milik Rini?," katanya 
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jakarta II melanjutkan bahwa BUMN adalah aset negara yang harus digunakan untuk kemamkuran rakyat dan pembangunan bangsa.
Masinton sendiri mengaku sangat tidak sepakat dengan sepak terjang yang dilakukan Menteri Rini.
"Ya enggaklah siapa yang setuju kalau BUMN digadaikan," demikian Masinton.
Diberitakan Merahputih.com sebelumnya menteri BUMN Rini Soemarno menggadaikan tiga bank BUMN kepada Bank Pembangunan Dhina (China Development Bank/CDB) senilai 3 Miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp42 triliun. Ketiga bank yang digadaikan adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Ketiga bank milik pemerintah digadaikan untuk membiayai proyek pembangunan infrastruktur dalam negeri. Tiap bank menerima utang 1 miliar dolar Amerika Serikat dalam jangka waktu 10 tahun. Sebanyak 30 % dana dari tersebut akan diterima dalam mata uang Yuan dan sisanya dalam bentuk dolar Amerika Serikat.
Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni, serta President of China Development Bank Zheng Zhijie yang disaksikan Menteri BUMN Rini Sumarno dan Minister/Chairman of National Development and Reform Comittee Xu Shaoshi di Beijing, China, http://news.merahputih.com/

0 Response to "Menteri Rini Gadaikan 3 BUMN ke China : Mandiri,BNI dan BRI, Politikus PDIP Ngamuk"

Post a Comment

wdcfawqafwef