Marak Jasa Penukaran uang kecil menjelang lebaran, Namun " tergencet" peraturan BI


Usaha penukaran uang baru menjamur di berbagai tempat, termasuk di MalangRaya. Tumpukan uang baru dan bungkusan aneka pecahan tertata di selembar papan. Usaha musiman itu berjajar di pinggir-pingir jalan.

Salah seorang penjual penukaran uang, Abdul Hasyim (27) mangkal di sekitar Alun-Alun Kota Malang. Dia mengaku sejak puasa 10 hari sudah mulai menjajakan jasa penukaran uang.

Setiap penukaran Rp 100 ribu, Hasyim meminta jasa Rp 10 ribu atau 10 persen dari nilai penukaran. Begitu pun jika menukar dengan nilai di bawah Rp 100 ribu, berpatokan dengan angka 10 Persen.

Sehari-hari Hasyim bisa mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 100 ribu atau lebih dari Rp 1 juta uang barunya ditukar orang. Dia mulai menjajakan uangnya sejak pukul 06.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

Keuntungan yang diperoleh Hasyim berdasarkan presentase, yakni setiap keuntungan Rp 10 ribu, akan mendapatkan Rp 4 ribu. Dalam sehari mendapatkan keuntungan Rp 40 ribu.

"Tidak pasti mas, kadang kalau ramai bisa lebih, ya sekitar segitu (Rp 40 ribu) lah," katanya.

Sementara Muhammad atau Cak Mat mengaku sengaja menginvestasikan uangnya Rp 90 juta untuk jasa penukaran uang. Selama puasa, dirinya mengajak tetangga dan saudara untuk membantu menjaga.
Ini keuntungan penjual jasa penukaran uang baru di pinggir jalan

"Ada 7 Orang yang berjajar di sini, tapi yang sebelah Gereja bukan, beda majikan," katanya.

Cak Mat mengaku mendapatkan uang-uang barunya dari Surabaya, karena untuk mendapatkan di Malang sangat kesulitan. Dirinya akan kembali menukarkan kalau dirasa masih diperlukan.

Kalau selama ini muncul kekhawatiran beredar uang palsu, lewat jasa penukaran uang, Cak Mat memastikan kalau uang barunya tidak ada yang palsu. Dirinya juga tidak berani mengambil risiko, karena kalau terjadi apa-apa justru sangat rugi.

"Walaupun pernyataan itu (dikeluarkan oleh BI) bersifat imbauan, kami menegaskan tidak ada uang palsu," tegasnya. Sepi animo warga menukar uang juga dirasakan Fandi. Pada hari kedua berjualan di Jalan dr Soetomo, pria itu hanya mampu menjual duit pecahan gres total senilai Rp 5 juta. ‘’Masih sepi, biasanya sudah lumayan,’’ katanya.

Sekadar diketahui, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat  BI mengucurkan uang pecahan baru senilai Rp 6 triliun. Penukaran dilakukan melalui mobil kas keliling di pusat-pusat keramaian seperti alun-alun, pasar tradisional, dan lokasi car free day.
Penukaran uang dibatasi maksimal Rp 3,7 juta untuk setiap bendel pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000. ‘’Selain membuka kas keliling, (penukaran uang) dapat dilakukan di bank umum,’’ ujar Kepala BI

0 Response to "Marak Jasa Penukaran uang kecil menjelang lebaran, Namun " tergencet" peraturan BI"

Post a Comment

wdcfawqafwef