Karena mayoritas ditulis oleh dukun (datu), pustaha atau kitab Batak dulu banyak berisi ilmu-ilmu perdukunan (hadatuon). Bahkan tiga per empat dari pustahaadalah soal hal-hal magic.
Nah, di antara sekian banyak ilmu magic, ternyata pustaha juga memuat ilmu memikat hati perempuan. Ilmu pelet wanita dalam Batak kuno ini disebut Dorma. (Kozok, 2015)
Dari 461 pustaha yang diteliti Johannes Winkler (1874–1958), ada 19 tulisan (surat) Batak yang berisi tentang Dorma. Winkler juga sangat fasih dengan ilmu ini karena dia juga berguru pada seorang datu yang bernama Ama Batuholing Lumbangaol.
Dalam Die Toba-Batak auf Sumatra in gesunden und kranken Tagen (1925), Winkler memberikan sebuah contoh dari ilmu pelet tersebut.
Bahannya yakni dua biji jeruk purut (unte mungkur) dan benang tiga warna. Benang tersebut masing-masing berwarna hitam, merah, dan putih yang dipilin menjadi satu (bonang manalu).
Benang triwarna tersebut kemudian dimasukkan ke jarum dan ditusukkan pada jeruk sampai tembus. Jeruk yang satu ditanam persis di bawah tempat tidur perempuan yang hendak dipikat, dan yang satu lagi digantungkan dengan benang triwarnanya di dekat tempat tidur orang yang hendak memelet perempuan tersebut.
Lalu jeruk yang digantung itu digoyang-goyangnya sepanjang malam. Ini dimaksudkan agar perempuan yang menjadi target, akan jatuh hati padanya atau menjadi gila.
Praktik seperti ini tentu sudah jarang ditemui pada masyarakat Batak sekarang, karena semakin berkembangnya ajaran Kristen di Tanah Batak. Ajaran Kristen menentang keras praktik-praktik perdukunan tersebut.
0 Response to "ssstttt.... orang batak dulu punya ilmu pemikat..ini dia.."
Post a Comment