Bung Karno pernah berpidato...Kalau jadi Hindu jangan jadi Orang India, Kalau jadi Islam jangan jadi Orang arab, Kalau jadi Kristen jangan jadi Orang Yahudi...Tetaplah Jadi Orang Nusantara Dengan Adat-Budaya Nusantara Yang Kaya Raya ini
" Nah, ini saya minta kepada kamu orang sekali lagi, supaya betul-betul bekerja keras dengan tekad, semangat yang sehebat-hebatnya. Janganlah setengah-setengah. Sebab, sebagai tadi dikatakan oleh Pak Bandrio, Conefo itu sebenarnya adalah satu hal yang mengenai, meskipun tidak mutlak, mengenai kelanjutan kita punya hidup sebagai Negara, sebagai bangsa yang merdeka..!
Ini, Saudara-saudara, harus dimengerti oleh kita semuanya, agar kita mengerti pula. Dan terutama sekali engkau petugas dan karyawan Kopronef, bahwa engkau itu dikerjakan pada satu pekerjaan yang bukan saja historis, bersejarah, tetapi hewereld histories, menyamai seluruh dunia, bersejarah mondial. Bukan saja bersejarah untuk kita, tetapi bersejarah untuk seluruh umat manusia di empat penjuru angin, lima benua, tujuh samudra..!
Nah, ini, inilah semangat Conefo, jiwa Conefo. Jika engkau dengan rakyat Vietnam telah berasa sebagai, kukatakan berulang-ulang, tat twam asi. Tat, t-a-t, twam, t-w-a-m, asi, a-s-i,baru engkau mempunyai jiwa Conefo. Tat twam asi artinya engkau adalah aku, aku adalah engkau. Jij bent ik, ik ben jij. Bersatu, bersatu jikalau engkau sudah tat twam asi sebagai manusia dengan semua manusia didunia ini, barulah engkau mempunyai jiwa Conefo. Dan hanya jikalau engkau telah mempunyai jiwa Conefo itu di dalam engkau punya dada, engkau bisa bekerja untuk membangun gedung Conefo ini dengan mencucurkan engkau punya keringat dan dengan semangat yang berkobar-kobar. Oleh karena terutama sekarang kataku, ke-Conefo-an adalah mutlak perlu untuk revolusi kita. Bukan saja untuk tetap mempertegakkan Negara RI, tetapi juga untuk revolusi kita, yang sekarang ini hendak digerogoti orang, yang sekarang ini hendak diperkenankan oleh orang.
Nah ini, Saudara-saudara, ini adalah sebagian dari pada jiwa Conefo, jiwa persatuan dari pada semua New Emerging Forces. Tat twam asi. Satu gerak, satu bangkit, satu tekad. Saya minta pada Saudara-saudara sekalian supaya sadar akan hal ini, agar supaya Saudara-saudara suka suka berkerja keras dan dengan semangat yang berkobar-kobar.
Huuh, Gedung Cenefo itu besar, tetapi belum besar sebagai cita-citaku, yang pernah kuucapkan pada tahun 1926, hamper 40 tahun yang lalu. Pada waktu itu aku telah mimpi, mimpi artinya dromen, mengemangkan, membikin jalan kereta api dati Banda Aceh, namanya dulu Kutaraja, ke Selatan Sumatra, selulup dibawah Selat Sunda, muncul di Anyer, terus ke Timur sampai Banyuangi, selulup dibawah Selat Bali, sampai di Gilimanuk terus ke Timur, selulup di bawah Selat Lombok. Sudah Bali apa? Lombok. Melintasi Lombok, selulup dibawah selat antara Lombok dan Sumbawa. Itu selatnya namanya selat apa? Ayo pemuda, saya bilang selat sate, tidak. Selat antara Lombok dan Sumbawa, terus lintasi Sumbawa, selulup lagi dibawah, sampai nanti menyeberang, sampai datang di Timur.
Ini, Saudara-saudara, harus dimengerti oleh kita semuanya, agar kita mengerti pula. Dan terutama sekali engkau petugas dan karyawan Kopronef, bahwa engkau itu dikerjakan pada satu pekerjaan yang bukan saja historis, bersejarah, tetapi hewereld histories, menyamai seluruh dunia, bersejarah mondial. Bukan saja bersejarah untuk kita, tetapi bersejarah untuk seluruh umat manusia di empat penjuru angin, lima benua, tujuh samudra..!
Nah, ini, inilah semangat Conefo, jiwa Conefo. Jika engkau dengan rakyat Vietnam telah berasa sebagai, kukatakan berulang-ulang, tat twam asi. Tat, t-a-t, twam, t-w-a-m, asi, a-s-i,baru engkau mempunyai jiwa Conefo. Tat twam asi artinya engkau adalah aku, aku adalah engkau. Jij bent ik, ik ben jij. Bersatu, bersatu jikalau engkau sudah tat twam asi sebagai manusia dengan semua manusia didunia ini, barulah engkau mempunyai jiwa Conefo. Dan hanya jikalau engkau telah mempunyai jiwa Conefo itu di dalam engkau punya dada, engkau bisa bekerja untuk membangun gedung Conefo ini dengan mencucurkan engkau punya keringat dan dengan semangat yang berkobar-kobar. Oleh karena terutama sekarang kataku, ke-Conefo-an adalah mutlak perlu untuk revolusi kita. Bukan saja untuk tetap mempertegakkan Negara RI, tetapi juga untuk revolusi kita, yang sekarang ini hendak digerogoti orang, yang sekarang ini hendak diperkenankan oleh orang.
Nah ini, Saudara-saudara, ini adalah sebagian dari pada jiwa Conefo, jiwa persatuan dari pada semua New Emerging Forces. Tat twam asi. Satu gerak, satu bangkit, satu tekad. Saya minta pada Saudara-saudara sekalian supaya sadar akan hal ini, agar supaya Saudara-saudara suka suka berkerja keras dan dengan semangat yang berkobar-kobar.
Huuh, Gedung Cenefo itu besar, tetapi belum besar sebagai cita-citaku, yang pernah kuucapkan pada tahun 1926, hamper 40 tahun yang lalu. Pada waktu itu aku telah mimpi, mimpi artinya dromen, mengemangkan, membikin jalan kereta api dati Banda Aceh, namanya dulu Kutaraja, ke Selatan Sumatra, selulup dibawah Selat Sunda, muncul di Anyer, terus ke Timur sampai Banyuangi, selulup dibawah Selat Bali, sampai di Gilimanuk terus ke Timur, selulup di bawah Selat Lombok. Sudah Bali apa? Lombok. Melintasi Lombok, selulup dibawah selat antara Lombok dan Sumbawa. Itu selatnya namanya selat apa? Ayo pemuda, saya bilang selat sate, tidak. Selat antara Lombok dan Sumbawa, terus lintasi Sumbawa, selulup lagi dibawah, sampai nanti menyeberang, sampai datang di Timur.
Nah, belum saya challenge kepadamu, bikin hal yang demikian itu. Kalau bukan kereta api ya jalan raya dari Banda Aceh sampai ke Timur Kupang. Dengan Tunnel dibawah lautan ataukah dengan jembatan, tempo hari siapa yang telah memikirkan membuat jembatan, yang melintasi Selat Sunda. Nah itulah baru, dat is nou pas iets bagi bangsa kita. Masa' kita kalah dengan bangsa Venezuela, Saudara-saudara. Venezuela itu mempunyai jembatan yang panjangnya 23 km. Ya, tetapi dengan uang Amerika minyak, minyak. Bikin jembatan 23 km, tetapi sebagai suatu prestasi teknik, saya kagum, kagum! 23 km diatas laut, Saudara-saudara, ya dengan cagak, cagak, cagak, tiang, tiang, tiang, beton. Tetapi toh hebat.
Nah kalau saya challenge kepadamu bagaimana, hayo umpamanya ada fulusnyasedikit; hei insinyur-insinyur muda, ini uang, bikin jalan raya dari Kotaraja Banda Aceh sampai ke Timur Kupang. Tidak boleh berhenti naik auto satu kali masuk Banda Aceh, turun-turun dengan engkau punya pacar sudah di Timur Kupang.
Nah, bikin Negara tidak kecil-kecilan, bikin bangunan tidak kecil-kecilan, bikin cipta tidak kecil-kecilan cipta segala cipta." http://nasionalisme.id/
Nah kalau saya challenge kepadamu bagaimana, hayo umpamanya ada fulusnyasedikit; hei insinyur-insinyur muda, ini uang, bikin jalan raya dari Kotaraja Banda Aceh sampai ke Timur Kupang. Tidak boleh berhenti naik auto satu kali masuk Banda Aceh, turun-turun dengan engkau punya pacar sudah di Timur Kupang.
Nah, bikin Negara tidak kecil-kecilan, bikin bangunan tidak kecil-kecilan, bikin cipta tidak kecil-kecilan cipta segala cipta." http://nasionalisme.id/
Posted by
lamantari
0 Response to "Kutipan pidato bung karno yang bikin merinding duhh..bacanya pasti jadi.."
Post a Comment